Demokrasi dan Peran Pemuda

cimg0070Dewasa ini kita sering mendengar kata demokrasi. Sejak kita duduk di bangku sekolah dasar hingga saat ini kata demokrasi tampaknya akrab sekali di telinga kita. Tetapi apakah kita sudah benar-benar paham akan makna demokrasi sesungguhnya? Ataukah kita hanya sebatas tahu bahwa demokrasi itu berasal dari bahasa Yunani Kuno, demos yang berarti rakyat, dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan?

Menurut para pengamat politik tanah air, demokrasi dipandang sebagai salah satu cara untuk membangun bangsa ini menuju masyarakat yang sejahtera, sebagaimana yang dikatakan salah satu proklamator kita, Muhammad Hatta, bahwa agar tercapai suatu masyarakat yang berdasarkan keadilan dan kebenaran, haruslah rakyat insyaf akan haknya dan harga dirinya. Kemudian haruslah ia berhak menentukan nasibnya sendiri perihal bagaimana ia mesti hidup dan bergaul.Demokrasi memungkinkan kita sebagai generasi muda untuk mengubah arah perjalanan bangsa ini menuju kesuatu tempat yang lebih baik, tentunya dengan cara mengoptimalkan peranan kita dalam berbangsa dan bernegara. Bagaimana caranya? Salah satunya dengan peran aktif kita dalam demokrasi. Hal yang paling mudah yaitu peran serta kita dalam sebuah buah demokrasi yang bernama pemilu.  Kenapa pemilu? Karena demokrasi dan pemilu memungkinkan kita untuk menjadi manusia seutuhnya. Kok bisa? Seorang ahli filsafat Yunani yang bernama Aristoteles mengatakan bahwa mahkluk hidup itu terbagi menjadi tiga: anima intellectiva atau juga yang disebut manusia, anima selectiva atau hewan, dan anima vegetativa atau tumbuhan.

Nah disinilah kesempatan kita menjadi manusia seutuhnya. Demokrasi (biasanya) memberi kita pilihan yang jamak terhadap suatu hal. Dalam hal inilah posisi kita sebagai manusia lebih tinggi daripada hewan. Dalam memilih suatu hal, manusia menggunakan akal pikiran dan hatinya untuk memilih yang terbaik dan sesuai dengan dirinya, tidak sama dengan hewan yang hanya memiliki kemampuan memilih tanpa memikirkan efek dari apa yang telah dipilihnya. Hal ini masih banyak tercermin dalam kehidupan demokrasi di Indonesia. Contoh yang paling mudah yaitu ketika diadakan pesta demokrasi atau pemilu, masih banyak masyarakat Indonesia memilih dengan tidak mendasarkan pada akal pikiran dan hatinya, tetapi masih menggunakan kekuatan emosionalnya, entah itu dipengaruhi pilihan orang tuanya, tokoh yang berpengaruh di wilayahnya, ataupun yang lainnya, yang itu belum tentu bisa dipertanggungjawabkan. 

Sekarang pemuda hidup dalam situasi silang sengkarut. Agenda stabilisasi moral seperti pemberantasan korupsi, kolusi, narkoba, illegal logging dan lain-lain harus dijalankan di tengah gelombang besar globalisasi dengan pernik konsumerisme dan pragmatisme yang menggerus nasionalisme. Jelaslah bahwa gerakan moral untuk menuju Indonesia ke arah yang lebih baik nampaknya sangat membutuhkan sokongan generasi muda. Tanpa andil dari kaum muda, gerakan itu pasti akan terasa pincang.

Peran aktif di masa mendatang juga ada di tangan generasi muda. Maka pemuda sering dianggap sebagai generasi penerus pemegang tali estafet. Hal ini sama dengan prinsip pemuda, “Ingatlah wahai pemuda. Di tanganmu masih banyak problem sosial yang harus diselesaikan. Dan hanya dengan aktivitasmulah problem itu bisa terselesaikan.” Transisi demokrasi Indonesia sangat membutuhkan patriotisme pemuda. Dengan jiwa patriotik pemuda, bangsa ini akan dinamis dan inovatif. Bangsa ini sangat membutuhkan pemuda yang berempati terhadap gerakan moral yang sedang berjalan.

Bila Pemuda pada 1908 mampu melahirkan kebangkitan nasional, 1928 melahirkan sumpah pemuda, 1966 menegakkan kedaulatan negara, 1973 membuat Deklarasi Pemuda dan 1998 dengan semangat gigih menegakkan demokrasi, keadilan dan supremasi hukum, maka pemuda di era millenium ketiga ini saatnya bergerak diam-diam untuk berkarya membebaskan diri dari belenggu kebodohan dan kemiskinan. Kita merindukan pemuda berprestasi, kreatif, produktif dan sadar hukum serta melek politik nasional dan internasional. Disinilah peran kita dipertaruhkan. Apakah kita memilih menjadi anima intelektiva atau anima selektiva. Pilihan akhirnya, bergantung pada bagaimana kita menempatkan posisi kita dalam demokrasi. Salam pemuda! [ADI]

2 Responses to Demokrasi dan Peran Pemuda

  1. si_ghuraba says:

    wah itu kok kaya’ fotony mas hakim… wis ijin durung?

  2. justiceteensclub says:

    @si_ghuraba
    hmm..iya ya?nanti tak ganti..afwan

Leave a comment